Selayaknya sejarah hidup.
Terombang
ambing antara ingin mengingat dan/ atau diingat.
Menghapus
dan/atau dihapus.
Dicerai -beraikan hingga berserakan.
Dikumpulkan
hingga utuh.
Ingin
kita menekan ingatan yang berupa sejarah.
Sejarah
tetap sejarah.
Tanpa
sejarah kini itu kelabu.
Apa
lagi masa depan.
Ah!
Sudahlah. Hilangkan andai – andai itu.
Ciptakan
andai – andai.
Agar
andai – andai menjadi sejarah terindah.
Sejarah
terindah? Sejarah?
Pasti
ada secuil yang ingin digores.
Dirobek. Dibakar. Tak bersisa.
Bahkan
dengan darah sendiri.
Tapi
apa daya,
Goresan
tetaplah goresan.
Ingin
dihapus, membekas.
Melihat
bekas itu, bagaikan melihat sebuah sejarah.
Melihat sejauh mana diinjak dan
bertahan...
0 comments:
Post a Comment