Hari
yang indah,
Layaknya
senyuman merekah.
Hari
yang abu,
Layaknya
senyuman membiru.
Tatkala
diajak menari,
Lalu
dijatuhkan dan berlari.
Datang lagi dengan mawar merah,
Lalu
dihentakkan ke tanah,
Hingga berdarah – darah.
Diikat lagi dengan satu – dua kata,
Lalu dijejalkan derita,
Hingga terbata – bata.
Diam namun bersuara,
Berhenti namun melangkah.
Mendekat namun menjauh,
Menjauh namun mendekat.
Digenggam lalu dilepaskan,
Dilempar lalu diangkat.
Menampar,
Dan terkapar,
Hingga
terdampar,
Dalam
hati yang memar,
Lalu
mekar.
Apakah
kata – kata hanya semu belaka?
Hingga upa rasanya cinta?
The Lasting Effects of Cubism
0 comments:
Post a Comment